5 Penyakit Yang Dapat Di Deteksi Anjing
Anjing merupakan hewan pliharan yang setia terhadap tuanya namun selain menjadi hewan pliharan ternyata anjing dapat mendeteksi beberapa penyakit kamu ingin tahu penyakit apa aja yang dapat di deteksi oleh anjing simak berikut ini.
Anjing pendeteksi dapat mengendus gejala gula darah yang terlalu rendah pada penderita diabetes tipe 1. Gejala yang disebut hypo dapat terjadi bila Anda tidak cukup makan atau tidak sengaja menelan terlalu banyak insulin. Sayangnya, beberapa penderita diabetes mungkin tidak melihat tanda-tanda peringatan, seperti wajah pucat dan gemetaran.
Tanpa pengobatan yang serius, mereka bisa kehilangan kesadaran. Menurut Claire Guest dari Medical Detection Dogs, seekor anjing pendeteksi diabetes dapat mencium perubahan bau badan yang dapat mengindikasi gula darah rendah.
“Kami melatih anjing kami untuk menjilat, menyentuh dan menatap seseorang yang mengalami gejala hypo, supaya orang tersebut sadar untuk segera mengambil perawatan medis,” kata Claire.
2. Autisme
Anjing juga dapat mengurangi kecemasan dan perilaku agresif pada anak autis dalam hitungan minggu. Organisasi Dogs for the Disabled memiliki panduan gratis dalam melatih anjing keluarga.
“Kami mengajari anjing untuk menempatkan kepala mereka di pangkuan anak. Hal itu berguna untuk menenangkan anak ketika mereka sedang tertekan,” ujar Joel Young, dari organisasi tersebut.
3. Nyeri
Di Amerika Serikat, organisasi amal Paws for Comfort menggunakan anjing jenis Xoloitzcuintli, juga dikenal sebagai anjing Meksiko atau Xolo, untuk membantu penderita nyeri kronis yang disebabkan oleh fibromyalgia. Semua anjing memiliki suhu tubuh tinggisecara alami.
Tetapi, karena Xolo hampir tak berbulu, anjing tersebut lebih panas saat disentuh. Ketika anjing-anjing tersebut meringkuk di pemiliknya, kehangatan tubuh mereka memberikan bantuan serupa dengan yang disediakan oleh bantal pemanas atau bantal pelega nyeri.
4. Dementia
Labrador dan retriever banyak dilatih untuk penderita demensia, agar mereka bisa makan tepat waktu. Studi yang diterbitkan baru-baru ini dalam Western Journal of Nursing Research menemukan bahwa seekor anjing perumahan telah membantu mengurangi agitasi pada pasien Alzheimer dan meningkatkan interaksi sosial. Dikutip dari Guardian, anjing khusus penderita dementia dapat menghabiskan biaya pelatihan sebesar £25.000 atau Rp368 juta.
5. Epilepsi
Anjing dapat dilatih layaknya “sistem peringatan”, yaitu ketika ada orang yang akan kejang, anjing dapat berperan sebagai detektor ulung. Anjing bahkan dapat memberikan 40 menit pemberitahuan. Dengan kata lain, banyak waktu yang bisa dilakukan seseorang untukminum obat demi mencegah kejang atau untuk mendapatkan bantuan.
Diperkirakan, anjing mampu mencium perubahan kimia dalam tubuh sebelum kejang-kejang terjadi. Beberapa anjing biasanya dilatih untuk berbaring di sebelah orang yang mengalami kejang untuk menghentikan mereka dari bergerak dan melukai diri mereka sendiri.
Tanpa pengobatan yang serius, mereka bisa kehilangan kesadaran. Menurut Claire Guest dari Medical Detection Dogs, seekor anjing pendeteksi diabetes dapat mencium perubahan bau badan yang dapat mengindikasi gula darah rendah.
“Kami melatih anjing kami untuk menjilat, menyentuh dan menatap seseorang yang mengalami gejala hypo, supaya orang tersebut sadar untuk segera mengambil perawatan medis,” kata Claire.
2. Autisme
Anjing juga dapat mengurangi kecemasan dan perilaku agresif pada anak autis dalam hitungan minggu. Organisasi Dogs for the Disabled memiliki panduan gratis dalam melatih anjing keluarga.
“Kami mengajari anjing untuk menempatkan kepala mereka di pangkuan anak. Hal itu berguna untuk menenangkan anak ketika mereka sedang tertekan,” ujar Joel Young, dari organisasi tersebut.
3. Nyeri
Di Amerika Serikat, organisasi amal Paws for Comfort menggunakan anjing jenis Xoloitzcuintli, juga dikenal sebagai anjing Meksiko atau Xolo, untuk membantu penderita nyeri kronis yang disebabkan oleh fibromyalgia. Semua anjing memiliki suhu tubuh tinggisecara alami.
Tetapi, karena Xolo hampir tak berbulu, anjing tersebut lebih panas saat disentuh. Ketika anjing-anjing tersebut meringkuk di pemiliknya, kehangatan tubuh mereka memberikan bantuan serupa dengan yang disediakan oleh bantal pemanas atau bantal pelega nyeri.
4. Dementia
Labrador dan retriever banyak dilatih untuk penderita demensia, agar mereka bisa makan tepat waktu. Studi yang diterbitkan baru-baru ini dalam Western Journal of Nursing Research menemukan bahwa seekor anjing perumahan telah membantu mengurangi agitasi pada pasien Alzheimer dan meningkatkan interaksi sosial. Dikutip dari Guardian, anjing khusus penderita dementia dapat menghabiskan biaya pelatihan sebesar £25.000 atau Rp368 juta.
5. Epilepsi
Anjing dapat dilatih layaknya “sistem peringatan”, yaitu ketika ada orang yang akan kejang, anjing dapat berperan sebagai detektor ulung. Anjing bahkan dapat memberikan 40 menit pemberitahuan. Dengan kata lain, banyak waktu yang bisa dilakukan seseorang untukminum obat demi mencegah kejang atau untuk mendapatkan bantuan.
Diperkirakan, anjing mampu mencium perubahan kimia dalam tubuh sebelum kejang-kejang terjadi. Beberapa anjing biasanya dilatih untuk berbaring di sebelah orang yang mengalami kejang untuk menghentikan mereka dari bergerak dan melukai diri mereka sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar