Hampir semua dari kita pernah mengalami saat-saat dimana kita diberi tahu bahwa kita berbicara selagi tidur pada malam sebelumnya. Hal ini mungkin akan sedikit mengganggu anda dan membuat anda khawatir dan bertanya-tanya dalam hati seperti: "Apakah saya mengatakan suatu hal yang memalukan?" atau "Apakah saya membocorkan suatu rahasia?". Lalu bagaimana sebenarnya mengigau dalam tidur ini dapat terjadi?
Penelitian telah menemukan bahwa orang yang mengigau selagi tidur kebanyakan hanya berbicara dalam waktu yang singkat, yang biasanya berlangsung hanya selama satu atau dua detik saja. Selain itu, kata-kata yang diucapkan ketika seseorang mengigau pun kebanyakan sangat tidak masuk akal dan sama sekali tidak berhubungan dengan dunia nyata atau perasaan anda yang mungkin sedang anda sembunyikan.
Mengigau sendiri dapat terjadi ketika aspek-aspek tertentu dari keadaan terjaga turut tumpang tindih dan mengganggu keadaan tidur kita, sehingga membuat otak secara sesaat tidak dapat membedakan keadaan terjaga dengan keadaan tidur. Dan karena tumpang tindihnya kesadaran ini hanya terjadi sebentar, maka mengigau juga berlangsung secara singkat dan isi pembicaraan dalam mengigau pun sering terdengar tidak masuk akal karena bukan merupakan kalimat yang utuh dan dapat dimengerti.
Mengigau, yang dalam istilah medis dikenal sebagai somniloquy, dapat terjadi baik pada tahap tidur REM maupun tidur non-REM. Ketika mengigau terjadi selama tidur REM (tahapan tidur dimana kita biasa bermimpi), hal tersebut disebabkan oleh karena pengaktifan sesaat mulut dan pita suara yang biasanya berada dalam keadaan tidak aktif ketika kita sedang tidur, sehingga kata-kata yang "diucapkan" oleh seseorang dalam mimpinya secara tidak sengaja ikut dituturkan dengan suara keras. Mengigau juga dapat terjadi ketika seseorang menjadi setengah sadar ketika peralihan dari tahap tidur satu ke tahap tidur yang lain.
Sulit untuk mengukur seberapa sering seseorang berbicara dalam tidur mereka, karena kita biasanya tidak akan sadar bahwa kita pernah mengigau dalam tidur kita. Tetapi penelitian telah menemukan bahwa lebih dari separuh anak-anak pernah mengalami berbicara dalam tidur mereka sesekali, lalu perilaku ini menjadi semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Mengigau yang kronis sampai masa dewasa dapat dianggap sebagai gangguan tidur, dan mungkin hasil dari stres dan faktor lainnya. Jenis lain dari parasomnia, seperti tidur sambil berjalan dan gigi yang bergemeretuk, mengikuti pola yang sama dengan yang dijumpai pada mengigau ini.
0 komentar:
Posting Komentar