Berbagi Itu Gampang bersama IES

Berbagi Itu Gampang bersama IES

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 27 Juli 2012

Penyebab Tidur Sambil Berjalan

Tidur sambil berjalan, yang juga dikenal dengan istilah somnambulisme merupakan kondisi gangguan tidur yang terbilang cukup aneh dan kadang-kadang dapat sangat membahayakan bagi penderitanya maupun orang di sekitarnya. Gangguan tidur jenis ini dialami oleh 25 persen anak-anak dan 3 persen orang dewasa. Tidur sambil berjalan disebabkan karena penderitanya terbangun dari tahapan tidur non-REM (tahapan tidur paling dalam dan tanpa mimpi) dan melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan ketika ia sedang berada dalam kondisi kesadaran penuh.

Para penderita tidur sambil berjalan telah tercatat melakukan berbagai aktivitas dari memasak, menyetir, menulis surat, berhubungan seks dengan orang asing dan bahkan sampai melakukan pembunuhan. Mereka melakukan tindakan ini dengan ekspresi kosong di wajah mereka, dan kemudian mereka biasanya hanya memiliki sedikit ingatan atau bahkan sama sekali tidak dapat mengingat akan apa yang mereka lakukan.

Selama ratusan tahun, para dokter dan ilmuwan telah berusaha untuk menemukan apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang berjalan dalam tidurnya. Sampai saat ini para ilmuwan belum mendapat jawaban yang memuaskan, tetapi mereka mulai mengungkap akar penyebab tidur sambil berjalan ini.

Para ilmuwan menemukan bukti yang kuat bahwa penyebab tidur berjalan kemungkinan adalah salah satu atau beberapa gen yang terletak pada kromosom 20. Mereka menduga bahwa gen tersebut bertanggung jawab untuk menyebabkan seseorang tidur sambil berjalan karena gen tersebut diketahui turut berperan penting untuk aktivitas otak.

Sebagai contoh, cacat genetika bisa terjadi pada gen yang biasanya bertanggung jawab untuk mematikan fungsi motorik ketika seseorang tidur. Jika gen tersebut salah mematikan fungsi motorik, hal ini dapat menyebabkan penderita secara fisik bertindak dengan impuls bawah sadar mereka. Dengan kata lain, otak tidak dapat lagi membedakan antara tidur dan terjaga.

Namun, ada juga data lain yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tidur sambil berjalan dengan "sleep apnea", yaitu gangguan tidur di mana orang yang tidur kadang-kadang akan berhenti bernapas sejenak. Sehingga para peneliti menduga bahwa salah satu jenis gen yang memiliki peran dalam fungsi pernapasan mungkin terlibat dalam tidur sambil berjalan ini juga.

Penelitian lebih lanjut akan menentukan hipotesis mana yang benar. Tetapi di luar itu, faktor cacat genetika ini sendiri bukanlah satu-satunya faktor tunggal yang menyebabkan orang tidur sambil berjalan. Terjadinya tidur sambil berjalan membutuhkan predisposisi genetika dan faktor-faktor dasar lainnya seperti kurang tidur atau stres. Di samping itu, ada juga faktor pemicu tidur sambil berjalan seperti suara gaduh atau hanya sekadar sentuhan. Kesemua faktor inilah yang membentuk latar belakang untuk terjadinya tidur sambil berjalan. Sehingga untuk menciptakan tidur malam yang lancar, para penderita tidur sambil berjalan sebaiknya mengurangi tingkat stres mereka sebanyak mungkin, tidur dengan cukup dan menghindari kontak suara dan fisik pada malam hari.

0 komentar:

Posting Komentar